Jakarta -Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki dua teknologiuntuk dapat meningkatkan produksi sapi lokal. Dengan teknologi yang dikembangkan LIPI, seekor sapi betina bisa melahirkan lebih banyak anak sapi daripada cara alamiah.
Peneliti Senior LIPI Syahruddin Said mengungkapkan LIPI bekerjasama dengan PT Karya Anugerah Rumpin (KAR) perusahaan pembibitan dan penggemukan sapi untuk menerapkan teknologi mendukung peningkatan produksi sapi.
"Ada dia teknologi yang dihasilkan oleh LIPI yakni teknologi Inseminasi Buatan (IB) Sexing dan Embrio Transfer," kata Syahruddin ditemui di Kantor Bandan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jl Thamrin, Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Syahruddin mengungkapkan teknologi IB Sexing memanfaatkan sperma genetik dari satu ekor sapi pejantan unggulan.
"Normalnya satu ekor pejantan sapi sekali ejakulasi, spermanya hanya bisa membuahi satu ekor sapi betina, dengan IB Sexing sperma pejantan unggul dibekukan dan dari dapat menghasilkan 500 dosis dan dapat membuahi 500 ekor betina, cara ini sangat efektif karena faktor kegagalan minim sekali dan anak sapi yang dihasilkan hasilnya anak sapi yang unggul," ungkapnya.
Syahruddin menambahkan teknologi kedua yang diterapkan adalah Embrio Transfer, cara ini mengambil sel ovarium dari sapi betina unggul yang dapat diletakkan ke sapi betina lainnya.
"Normalnya satu betina hanya dapat menghasilkan satu anak sapi per tahunnya, dengan Embrio Transfer ini 1 sel telur dari sapi betina unggul diambil ovariumnya dan dapat ditaruh di rahim 250 ekor sapi betina, dengan embrio dari sapi betina unggul ini akan menghasilkan sapi-sapi yang unggul pula, jika betina nya warna hitam maka nanti lahir anak sapi hitam juga walau dia lahir dari sapi warna putih, dia mengikuti indukan dari embrio sapi unggul tersebut," jelasnya.
Syahruddin menjelaskan dari 250 ekor sapi yang diterapkan dua teknologi tersebut harapannya dalam satu tahun dapat menghasilkan 1.500 ekor lebih anak sapi.
"Target kita dengan penerapan teknologi ini dari 250 ekor sapi indukan dapat memproduksi sebanyak 1.500 (satu ekor betina menghasilkan 6 anak) lebih anak sapi dalam satu tahun," tutup Syahruddin.
(rrd/hen)
Peneliti Senior LIPI Syahruddin Said mengungkapkan LIPI bekerjasama dengan PT Karya Anugerah Rumpin (KAR) perusahaan pembibitan dan penggemukan sapi untuk menerapkan teknologi mendukung peningkatan produksi sapi.
"Ada dia teknologi yang dihasilkan oleh LIPI yakni teknologi Inseminasi Buatan (IB) Sexing dan Embrio Transfer," kata Syahruddin ditemui di Kantor Bandan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jl Thamrin, Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Syahruddin mengungkapkan teknologi IB Sexing memanfaatkan sperma genetik dari satu ekor sapi pejantan unggulan.
"Normalnya satu ekor pejantan sapi sekali ejakulasi, spermanya hanya bisa membuahi satu ekor sapi betina, dengan IB Sexing sperma pejantan unggul dibekukan dan dari dapat menghasilkan 500 dosis dan dapat membuahi 500 ekor betina, cara ini sangat efektif karena faktor kegagalan minim sekali dan anak sapi yang dihasilkan hasilnya anak sapi yang unggul," ungkapnya.
Syahruddin menambahkan teknologi kedua yang diterapkan adalah Embrio Transfer, cara ini mengambil sel ovarium dari sapi betina unggul yang dapat diletakkan ke sapi betina lainnya.
"Normalnya satu betina hanya dapat menghasilkan satu anak sapi per tahunnya, dengan Embrio Transfer ini 1 sel telur dari sapi betina unggul diambil ovariumnya dan dapat ditaruh di rahim 250 ekor sapi betina, dengan embrio dari sapi betina unggul ini akan menghasilkan sapi-sapi yang unggul pula, jika betina nya warna hitam maka nanti lahir anak sapi hitam juga walau dia lahir dari sapi warna putih, dia mengikuti indukan dari embrio sapi unggul tersebut," jelasnya.
Syahruddin menjelaskan dari 250 ekor sapi yang diterapkan dua teknologi tersebut harapannya dalam satu tahun dapat menghasilkan 1.500 ekor lebih anak sapi.
"Target kita dengan penerapan teknologi ini dari 250 ekor sapi indukan dapat memproduksi sebanyak 1.500 (satu ekor betina menghasilkan 6 anak) lebih anak sapi dalam satu tahun," tutup Syahruddin.
No comments :
Post a Comment