Tuesday, 26 November 2013

iblis sedang membunuh manusia dengan rokok







iblis sedang membunuh manusia dengan rokok, namun manusia tidak menyadari seutuhnya. karena kedegilan manusia itu sendiri.

Maukah kita selamatkan Generasi ini dengan tidak merokok? mari kita sama2 perangi rokok dan kita tidak mengisap rokok juga, alias menjadi contoh buat generasi ini.

Berikut angka perokok Indonesia 2013
Persentase konsumsi rokok di Indonesia dinyatakan terbesar se-Asia Tenggara. Peneliti sekligus dosen Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, RA Yayi Suryo Prabandari, mengungkapkan jumlah perokok di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

"Secara keseluruhan, jumlah perokok di Indonesia laki-laki dan perempuan naik 35 persen pada 2012," kata Yayi saat ditemui usai konferensi pers pada 9 Oktober 2013. Yayi menjelaskan, jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, konsumsi rokok di Indonesia mencapai 46,16 persen. Sedangkan di Malaysia, konsumsi rokok hanya 2,90 persen. Di Myanmar 8,73 persen, Filipina 16,62 persen, Vietnam 14,11 persen, dan Thailand sebanyak 7,74 persen. Di Singapura, konsumsi rokok hanya 0,39 persen, Laos sebanyak 1,23 persen, Kamboja 2,07 persen, dan Brunei Darussalam 0,04 persen konsumsi rokok.

Berdasarkan data yang diterbitkan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Southeast Asia Tobacco Control Alliance, dan Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, Indonesia bahkan menduduki urutan ketiga dengan jumlah perokok terbanyak di dunia setelah Cina dan India. Pada 2012, diperkirakan terdapat 62,3 juta perokok di Indonesia. Meningkat dari 2011 dengan jumlah perokok sebanyak 61,4 juta perokok. (Baca:30,7 Juta penduduk Indonesia Perokok Anak)

Yayi dan peneliti lainnya di daerah berupaya mendesak pemerintah untuk menaikkan tarif cukai rokok. Tujuannya, untuk menekan angka proporsi rokok terutama di kalangan remaja. "Kami tidak akan bisa bergerak sendiri untuk menekan angka proporsi konsumsi rokok. Perlu dukungan regulasi pemerintah," ujarnya.

Yayi berharap, jika tarif cukai dinaikkan, harga rokok yang tinggi bisa mengurangi kemampuan remaja dalam membeli rokok. Dampak rokok memang baru akan terasa pada 15-20 tahun mendatang. Remaja berusia 10-14 tahun sudah merokok. Mereka akan menuai penyakit akibat rokok pada usia produktif.

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, Tjadra Yoga Aditama mengatakan, saat ini Indonesia masih menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak di dunia 61,4 juta perokok setelah Cina dan India.
sekitar 60 persen pria dan 4,5 persen wanita di Indonesia adalah perokok. 

Sementara itu, perokok pada anak dan remaja juga terus meningkat 43 juta dari 97 juta warga Indonesia adalah perokok pasif.

Tingginya jumlah perokok aktif tersebut berbanding lurus dengan jumlah non-smoker yang terpapar asap rokok orang lain (second hand smoke) sebanyak 97 juta penduduk Indonesia sebanyak 43 juta anak-anak, diantaranya 11,4 juta diantaranya berusia 0-4 tahun.

"Rokok mengandung lebih dari 4000 zat yang berbahaya bagi kesehatan, dimana 43 zat diantaranya bersifat karsinogenik. Karena resiko rokok yang muncul tidak menular dan mematikan," kata dia saat ditemui pada puncak peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) di Kemenkes Jakarta, Jumat (31/5/2013).

Menurutnya, penyakit yang ditumbulkan akibat merokok bervariasi antara lain jantung koroner, stroke dan kanker. Selain mengancam kesehatan para perokok, asap rokok juga berbahaya bagi orang di sekitarnya.

Tjandra memaparkan, dikarenakan rokok pengeluaran makro negara lebih besar dari cukai yang diperoleh pertahunnya sebesar Rp254,41 triliun. Sedangkan, pendapatan negara dari cukai hanya Rp55 triliun.

"Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran makro akibat rokok lebih besar," papar Tjandra.



No comments :

Post a Comment