Bolehkah Orang Kristen Bermeditasi?
Mazmur 1:1-2
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaan-Nya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan (bhs. Inggris: bermeditasi) Taurat itu siang dan malam.
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 93; Lukas 14; Daniel 7-8
Saat ini, meditasi ala dunia Timur seperti yoga telah banyak dilakukan orang, termasuk orang Kristen yang hendak mencari relaksasi dan spiritualitas. Orang yang sedang bermeditasi biasanya duduk dalam posisi tertentu guna menjernihkan pikiran. Namun, meditasi semacam ini tidak sesuai dengan apa yang Allah kehendaki. Dalam Alkitab (versi bahasa Inggris), kita dapat menemukan istilah meditasi (meditate), namun itu tidak sama dengan ajaran populer dari dunia ini.
Aliran Timur mengajarkan bahwa sumber keselamatan ada di dalam diri sendiri, dan akar permasalahan manusia bukanlah dosa melawan Allah melainkan akibat dari mengabaikan kondisi kebenaran diri. Untuk menemukan keilahian di dalam diri sendiri, maka diperlukan meditasi dan pencapaian "bentuk kesadaran yang lebih tinggi". Bahkan untuk mencapai pencerahan, seseorang harus memadamkan semua rasa kedagingan, padahal Alkitab tidak pernah memerintahkan hal itu (Roma 12:1-2). Dengan mengosongkan diri melalui meditasi, justru akan membuka celah terhadap roh penipuan dan perbudakan spiritual.
Rasa "nyaman" saat melakukan yoga bisa menjadi pintu gerbang ke bahaya selanjutnya. Guru-guru yoga bahkan memperingatkan bahwa yoga bisa membuka seseorang pada pengalaman spiritual dan fisik yang berbahaya.
Manusia yang berdosa tidak mungkin bisa menemukan jawaban terhadap kondisinya melalui "pencarian kesadaran dengan tingkat yang lebih tinggi." Sebaliknya, manusia harus meletakkan iman percaya pada apa yang Yesus Kristus lakukan dalam hidup kita.
Dalam Alkitab versi bahasa Inggris, istilah "meditate" dapat kita temukan dengan arti sebagai berikut: merenungkan Taurat (Yos 1:8;Maz.1:2), merenungkan Tuhan (Maz 63:7), merenungkan perbuatan Tuhan (Maz.77:13), merenungkan titah Tuhan (Maz 119:15,78), merenungkan ketetapan Tuhan (Maz 119: 23,48), merenungkan Janji Tuhan (Mz 119:148), dan merenungkan pekerjaan Tuhan (Maz 143:5). Dari ayat-ayat tersebut kita melihat bahwa meditasi di Alkitab jelas-jelas memiliki tujuan kepada Tuhan (firman-Nya, pribadi-Nya, atau perintah-Nya).
Jadi, meditasi dalam kekristenan bukanlah mengosongkan diri, mencari ketenangan diri, dan lepas dari semua problema. Meditasi dalam kekristenan adalah membangun relasi dengan Allah dan firman-Nya. Inilah meditasi Kristen yang Allah kehendaki: merenungkan firman Allah siang dan malam—membangun relasi dengan Allah.
Jika manusia mampu memperoleh pencerahan di dalam diri sendiri, Tuhan tidak akan mengirimkan "anakNya yang tunggal"(Yoh 3:16) untuk mati di kayu salib menebus dosa supaya kita mendapat hidup baru dan harapan akan kekekalan melalui kebangkitan Kristus. Kita tidak bisa membangkitkan diri kita sendiri dari kematian.
Sumber : berbagai sumber | yk
No comments :
Post a Comment